

Excavator adalah alat berat yang berperan penting dalam industri seperti konstruksi hingga pertambangan. Mengoperasikan excavator perlu memahami prinsip kerja dan komponennya terlebih dahulu agar lancar.
Kemudian, excavator memiliki berbagai jenis dengan desain alat yang berbeda menyesuaikan tujuan pemakaiannya. Bila Anda memiliki bisnis yang membutuhkan excavator, maka pahami lebih dalam tentang alat ini melalui pembahasan berikut!
Terdiri dari komponen inti seperti boom (lengan utama), arm (lengan), serta bucket (keranjang), excavator bekerja berdasarkan prinsip tenaga hidrolik. Sistem hidrolik excavator meliputi pompa, lalu silinder hidrolik, serta katup kontrol.
Operator akan menggerakkan tuas kendali dari dalam kabin. Kemudian, sinyal dikirim menuju katup kontrol yang bertugas mengatur aliran dari oli hidrolik ke silinder yang tepat.
Pompa hidrolik pun bertanggung jawab atas aliran dan tekanan oli hidrolik agar komponen seperti boom hingga bucket tersebut dapat bergerak. Silinder hidrolik yang mendapatkan tekanan hidrolik akan mengalami pergerakan maju-mundur pada pistonnya. Jadi, komponen arm hingga bucket pun bergerak sesuai perintah operator.
Lalu, excavator menerapkan mekanisme rotasi agar bucket dan arm bisa berputar hingga 360 derajat. Itulah mengapa, excavator dapat menggapai area kerja lebih luas dan tidak harus menggeser posisinya.
Excavator adalah alat berat yang menerapkan stabilitas mesin. Terdapat undercarriage yang berat dan kuat di dalamnya. Fungsi komponen tersebut adalah menopang dan menstabilkan ketika menggali ataupun mengangkat material.
Terdapat berbagai jenis excavator dengan fungsi khususnya masing-masing yang penting Anda ketahui, seperti:
Jenis excavator pertama adalah backhoe excavator. Jenis ini memiliki bucket di depan serta boom (lengan) yang dapat bergerak ke arah belakang. Bucket atau keranjang yang berada di bagian depan tersebut berfungsi untuk menggali dan mengangkat material.
Sementara itu, lengan yang dapat bergerak hingga ke arah belakang akan membantu operator dalam mencapai area kerja yang susah untuk dijangkau.
Selanjutnya, terdapat crawler excavator yang dapat Anda temukan di mana saja dengan mudah. Terdapat roda penggerak atau undercarriage yang lengkap dengan backhoe (alat pengeruk), cabin, hingga bucket (keranjang) yang terletak pada turret bed. Ini memungkinkannya untuk berputar.
Crawler excavator cocok dioperasikan di medan yang tidak mulus dan rata. Oleh sebab itu, penggunaan excavator ini umumnya ada pada proyek tambang, lalu penggalian parit, hingga penataan lanskap.
Ukuran dragline excavator cukup besar. Alat berat satu ini mampu menggali hingga kedalaman 65 meter.
Penggunaan dragline excavator umumnya pada kebutuhan seperti proyek pelabuhan, konstruksi, lalu proyek penambangan, pembuatan jalan raya, hingga penggalian bawah air. Proyek-proyek tersebut berskala besar sehingga efektif dengan dragline excavator.
Bentuk arm pada excavator jenis dragline lebih kecil dan pipih. Itulah mengapa, operator dapat leluasa dalam menjangkau berbagai area kerja.
Boom serta arm pada excavator long reach bisa mencapai 30 meter. Ini membuat excavator efisien untuk pengerjaan berkapasitas besar, seperti pengerukan pesisir pantai, pembersihan saluran irigasi, hingga pembuatan bendungan.
Dikenal juga dengan vacuum excavator, alat ini digunakan ketika area kerjanya rentan retak. Misalnya, pada proyek bawah tanah sampai dengan pembersihan puing-puing gedung. Suction excavator akan mengurangi kerusakan potensial pada area tersebut.
Demikian prinsip kerja serta berbagai jenis excavator yang bisa Anda pahami. Excavator adalah alat berat yang krusial pada berbagai proyek lapangan, sehingga memahami prinsip kerja dan jenis alatnya akan melancarkan kinerja serta performa excavator pada saat dioperasikan.